• Berita

    Update Informasi terkini tentang pendidikan dan pelayanan perawatan spesialis luka,stoma dan continens dan jadwal event organizer.

  • Clinic Griya Husada Center

    Memberikan Informasi terkini seputar pelayanan spesialis Kesehatan dan biaya perawatan.

  • Profile

    Memberikan Informasi seputar Clinic Griya Husada Center.

  • Event Organizer

    memberikan Informasi jadwal event organizer dari Seminar,Workshop,Pelatihan,Conference dan Congress kesehatan.

  • Penelitian dan Produk wound dressing

    Memberikan Informasi terupdate seputar penelitian perawatan luka, stoma dan continens dan informasi harga dan stock wound dressing.

Welcome GHC

Clinic Griya Husada center Adalah Pusat Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Khususnya di Spesialis Perawatan Luka, Stoma dan Incotinens dan Pengembangan Sumber Daya Tenanga Kesehatan dibidang Seminar,Workshop, Pelatihan, Conference dan Congress.
  • Pendaftaran

    • Dibuka Pendaftaran Seminar dan Workshop (Emergensy Burn) 26 Agustus 2018
  • Profile CEO

    • Lorem ipsum dolor sit amet, test link adipiscing elit. Nullam dignissim convallis est lone part Read More
RESUME ARTIKEL
HOW ARTIFICAL INTELLEGENCE IS CHANGING NURSING









ASMAT BURHAN
NUR AFNI SHARFINA
VINA DWI LESTARI
PUSPITA NINGRUM



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2019





KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan resume artikel ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan resume artikel dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan resume sebagai tugas dan pemahaman materi dengan judul artikel How Artifical Intelligance is Changing Nursing.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen kami ibu Erna Rochmawati, S.Kep., MNS, M.Med, Ed., Ph.d yang telah memberikan masukan terkait tema pembelajaran.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Yogyakarta, 14 Oktober 2019
Penulis



A. Judul

RESUME ARTIKEL
Bagaimana Kecerdasan Buatan Mengubah Dunia Keperawatan (How Artifical Intelligance
is Changing Nursing).

B. Sumber
Robert, N. (2019). How artificial intelligence is changing nursing.Nursing
management50(9), 30-39.

C. Background
Artificial Intelligence (AI) merupakan bagian dari kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. AI menjadi wujud nyata kemajuan teknologi yang semakin signifikan sebab AI adalah program yang mampu membuat mesin menjadi cerdas. Tahun 1950 seorang ilmuan dari Universitas Stanford bernama John McCarthy, menggagas mengenai ide tentang kecerdasan buatan. Sehingga, AI bukanlah hal yang baru sejatinya. Pada tahun 2011 oleh Andrew Ng mengembangkan gagasan ide sebelumnya, Beliau menganalisis bahwa kehidupan dapat dianalisis menggunakan kecerdasan buatan. . Ditahun yang sama Sara Castellanos juga yang menjelaskan bahwa kecerdasan buatan dapat digunakan sebagai media untuk belajar, membantu untuk mempermudah memahami, menyimpulkan dan membuat keputusan yang sama bahkan lebih baik dari manusia. Masih di tahun 2011, Watson memaparkan bawha AI mampu untuk mendeteksi 13 tipe kanker di memorial Sloan Kettering Cancer Center.

D. Pembahasan
1.Bagaimana cara kerja Artifical Intelligence?

Menurut kamus Merriam Webster, Artifical Intelligence atau kecerdasan buatan mampu untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan instruksi atau perintah yang sederhana. Kemampuan ini memungkinkan bagi Artifical Intelligence karena ia sudah diprogram dengan sedemikian rupa . Contohnya: masalah (jika x maka y). AI diprogram menggunakan big data yang mengandung alogaritma. Big data bersumber dari tempat yang akan menggunakan AI pada mesinnya.

2. Bagaimana perawat menggunakan data yang dihasilkan oleh algoritma AI?
Penggunaan AI sudah digunakan diberbagai sektor. Salah satunya Yale New Haven Hospital sudah menggunakan teknologi ini. Yale New Haven Hospital mengimplementasikan AI dengan cara menginput informasi terkait pasien yang kemudian akan di terjemahkan AI berupa intervensi dan implementasi untuk menyelesaikan masalah pasien.

3. Bagaimana robot mengubah profesi keperawatn?
Walaupun pekerjaan tidak diambil alih robot yang diprogram dengan kecerdasan buatan, Tetapi diharapkan robot tersebut dapat meringankan dan memudahkan kerja perawat. Pekerjaan diharapkan lebih efisien dari segi waktu dan lebih praktis. Beberapa penerapan robot yang terprogram dengan kecerdasan buatan adalah Robot Sophia. Robot Sophia di desain untuk membantu aktifitas lansia yang mengalami keterbatasan ruang gerak.. Selain Sophia ada juga Robot TRINA. Robot ini kendalikan dari jarak jauh untuk membantu mengatasi petugas kesehatan mengenai penyakit yang di derita pasien. Perngembangan terus dilakukan oleh para peneliti di seluruh dunia. Peneliti menciptkan robot dengan berbagai fungsi seperti membantu mobilitas, mendeteksi potensi bunuh diri, pengukuran tanda-tanda vital, ambulasi, administrasi pengobatan dan alur penanganan penyakit penular. Robot dengan program AImampu membantu pekerjaan perawat 60% tetapi 20 kali lebih lambat dari pekerjaan perawat sesungguhnya. Walaupun tidak menutup kemungkinan persentasi pekerjaan robot akan meningkat di tahun-tahun kedepan.

4. Bagaimana perawat berkolaborasi terhadap AI?
Microsoft CNO menerpakan teknologi AI di tiga wilayah yaitu di klinis, kesehatan, keuangan, operasional dengan bekerjasama dengan tim perawatan. Penerapan AI ini disesuaikan daerah yang sekiranya membutuhkan bantuan teknologi AI. Contohnya rumah sakit yang bisa menrapkannya Center Cincinnati Hospital dengan penerapan AI diHandPhone (mobile aplication)

5.Apa perbandingan kinerja AI dengan perawat?
Berdasarkan jurnal ini perbandingan kinerja AI dengan perawat masih berkembang sebatas umpan balik antara pengguna AI dengan penyedia AI mengenai apakah tentang teknologi yang sudah diprogram AI sudah berjalan sesuai kengingan atau belum. Kemudian, dari segi kualitas kinerja apakah sudah memenuhi harapan atau kah belum. Apabila AI sudah beroperasi apakah hasil kerjanya (berupa implementasi dan intervensi) dapat dipercaya. Hal, yang perlu diperhatikan juga terkait etika profesi. Apakah penggunaan mesin dengan AI dapat melanggar aspek etik profesi.


E. Telaah kritis
  1. Kekurangan
    Setelah membaca, memahami, dan berdiskusi terdapat kekurangan dan kelebihan penggunaan Artificial Intelligence bagi perawat maupun pasien diantaranya:
    1. Biaya pengadaan dan pemeliharaan Artificial Intelligence membutuhkan biaya
      yang cukup banyak bila ingin di terapkan di tatanan klinis.
    2. Privasi pasien akan kurang terjaga saat pemberian pelayanan kesehatan.
    3. Menyebabka perawat malas untuk memperbaharui kemampuan
    4. Aspek caring antara pasien dan perawat akan berkurang.
    5. Mesin hanya dapat memahami perintah-perintah yang sederhana dan sebatas
      dengan data yang diprogram saja.
  2. Kelebihan
    1. Diagnosis penyakit menjadi lebih cepat
    2. Dapat dijadikan sebagai asisten perawat untuk memantau pasien selama 24 jam.
    3. Mempermudah tugas-tugas administrative
    4. Meminimalkan komplikasi pada pasien
    5. Lama rawat bagi pasien akan menjadi singkat yang akan mempengaruhi biaya
      perawatan.
    6. Dokumentasi keperawatan menjadi lebih praktis dan cepat
    7. Mengefesiensi tindakan keperawatan.
Share:
Tugas Individu Tentang Filsafat Ilmu dari Prof. Soewito



TAKE HOME ASSIGNMENT UMY
FILSAFAT ILMU & ETIKA PROFESI KEPERAWATAN





DISUSUN
OLEH

Asmat Burhan
20191050001




PROGRAM PASCASARJANA (S2)
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019













SOAL TAKE HOME ASSIGNMENT (M.PER) UMY

  1. Ungkapan “medicine is a science and art” dalam pelayanan medis baik oleh ners (perawat) maupun dokter berlaku universal.  Jelaskan yang anda ketahui tentang ungkapan tersebut dan substansi apa yang vital dalam pelaksanaannya. Beri contoh.

  1. Dua faktor vital sewaktu proses penyembuhan penyakit yang dirawat di rumah sakit yaitu program terapi (dokter) dan perawatan (ners, paramedis). Secanggih dan sebaik apapun program terapi tanpa proses perawatan yang tepat dan baik hasilnya kurang memuaskan. Beri contoh.

  1. Boleh pilih salah satu : a) atau b).
  1. Suatu pasien dengan penyakit degeneratif dalam stadium lanjut (stroke, Ca, HIV dan lain-lain) yang dirawat di rumah sakit, namun hasil terapinya tidak membawa kesembuhan (sia-sia), walau diterapi oleh tim dokter spesialis. Menurut anda tindakan apa yang sebaiknya dilakukan. Jelaskan alasannya.
  2. Dalam ranah trilogi (epistemologi) pola pikir yang mutakhir adalah rasionalisme dan empirisme untuk mencari ilmu pengetahuan (sains). Jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta pola pikir yang mana yang anda pakai sewaktu membuat proposal untuk tesis anda.

JAWABAN :

1. Menurut Smith dan Taylor (1996): Bahwa Kedokteran adalah ilmu adalah kepercayaan populer, dan ini telah diperkuat oleh munculnya ′ kedokteran berbasis bukti. Namun, pandangan ilmu yang tersirat adalah pandangan yang sempit, asing bagi ilmuwan murni dan seniman dan seni kedokteran didevaluasi oleh pendekatan ini. Ada perbedaan penting dan kesamaan penting antara sains dan seni. Seni harus berkontribusi pada praktik dan pendidikan berbasis bukti bersama dengan sains, dan memiliki peran dalam banyak aspek praktik medis. Saunders (2000) mengatakan, “Praktek kedokteran klinis dengan penilaian hariannya adalah sains dan seni. Dalam praktik kedokteran klinis, seni ini bukan hanya bagian dari human humaniora medis ′ tetapi terintegrasi dengan kedokteran sebagai ilmu terapan ”. 

Kamus Merriam Webster menyebutkan “Medicine is The science and art dealing with the maintenance of health and prevention, allevition, or cure of desease.” Dari definisi tersebut bisa disimpulkan bahwa ilmu kedokteran itu  merupakan suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang proses penyakit dan bagaimana cara merawat, mencegah serta penyembuhannya.1

Dalam Cecil's Textbook of Medicine (Goldman dan Dennis, 2004), seni kedokteran dipahami sebagai aktivitas advokasi pasien melalui pengajar manusia, dan peran ilmu pengetahuan sebagai bawahan dari seni mendengarkan dan advokasi yang manusiawi disoroti. Pandangan lain adalah bahwa tujuan pengobatan adalah untuk menghasilkan penyembuhan atau kesehatan demi pasien, dan bukan demi seni (Goldman dan Dennis, 2004), sedangkan Saunders (2000) melihat seni kedokteran sebagai bagian dari pengobatan.

Hal tersebut memang sesuai dengan kondisi saya sebagai perawat, dimana kami 8 jam dalam sehari dihadapkan dengan berbagai macam pasien yang memiliki karakter, kebutuhan yang berbeda serta berada dalam kondisi berbeda-beda pula sehingga menuntut perawat untuk memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan secara holistik dengan caring, empati, menyenangkan(engaging) serta komunikasi yang efektif. Di dalam keperawatan sendiri dimana aspek atau objek kajiannya berdasarkan respon pasien terhadap suatu stressor maka diperlukan seni seperti yang diutarakan oleh pelopor keperawatan, Florence  Nightingale yaitu “Nursing is an art”. Art of nursing terdiri dari beberapa yaitu Caring, Compassion/empati, Engaging, komunikasi efektif & terapeutik, serta Holistik Care. Sedangkan Science of nursing terdiri dari Proses Keperawatan, Knowledge of desease prosess, critical thingking, evidence based research, & Skills.

Pelayanan keperawatan yang efektif adalah pelayanan yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara mandiri, multidisplin aproach dan kolaboratif dengan memperhatikan ilmu keperawatan dan seni dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Dan perawat untuk  memberikan perubahan positif terhadap diri pasien. Karena sebagai perawat kami memiliki pemikiran kritis dan standart operasioanal prosedur dalam melakukan tindakan untuk  penyembuhan orang sakit dengan ilmu dan seni keperawatan. 3

       Menurut saya, Seni dalam dunia keperawatan itu tidak hanya sebatas the art of caring and comfort, tetapi lebih dari itu yaitu “the art of caring, comfort, palliative dan religious” apapun keluhan pasien, seorang perawat harus dapat memberikan perhatian, kenyamanan, kualitas pelayanan, psikologis dan kebutuhan religiusnya bagi setiap pasien. Karena hal itu sangat dibutuhkan oleh setiap pasien. Hal tersebut dapat menimbulkan kenyamanan, kepercayaan dan kepuasan pada pasien terhadap medis, pasien yang percaya akan kooperatif dalam segala tindakan keperawatan untuk mendapatkan hasil perawatan yang optimal. Pemberian pelayanan dengan menyentuh sisi-sisi religius pasien itu sangat penting karena Allah SWT adalah sumber kesehatan itu sendiri.  Penerapan ilmu tanpa dilandasi pemahaman dan sifat-sifat kemanusian serta nilai-nilai keagamaan(Religious) tidak akan maksimal, berguna dan dapat merugikan pasien. Sehingga bisa disimpulkan bahwa “medicine is a science and art” or “Nursing is a science and artharuslah berjalan seimbang antara medicine is a science(Nursing is a science) dan medicine is an art (Nursing is an art).6

         Menurut pengalaman saya, saya mengobservasi di Rumah Sakit  di mana keperawatan sebagai seni itu tidak terwujud. Saya sedih saat melihat pasien pra operasi ca colon tanpa memberikan edukasi dan penjelasan terlebih dahulu pada pasien operasi colorectal cancer post operasi bentuk stoma, aktivitas, nutrisi, seksual, stomag bag pada pasien, kebamyakan pasien setelah pulang dari RS pasien stoma hidupnya stress dan meninggal salah satunya dengan bunuh diri. Saya telah mengamati perawat baik di Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik yang tidak mengetahui dengan baik tentang proses penyakit, menjelaskan terkait kebutuhan dan pelayanan pasien tanpa menggunakan komunikasi terapeutik. Serta prosedur  yang dilakukan di luar konteks Standart Operasional Prosedur perawat.


2. Menurut Murata (2014) Hubungan antara dokter, perawat dan pasien secara signifikan mempengaruhi pengalaman keseluruhan pasien di rumah sakit, kesehatan, dan kehidupan mereka setelahnya. Hal tersebut saya alami sendiri dimana, beberapa tahun yang lalu, saya dirawat di rumah sakit dan mendapati diri saya berada dalam posisi pasien untuk pertama kalinya. Saya pernah mendengar tentang stereotip bahwa dokter selalu sibuk dan hanya memiliki sedikit waktu untuk pasien, sementara perawat adalah orang yang paling banyak menghabiskan waktu dengan pasien dan mencoba mengenal individu. Perawat sampai pada titik di mana kami bercanda bersama dan melakukan percakapan normal yang membuatku merasa seolah-olah aku hanyalah orang lain daripada diberi label sebagai pasien. Karena saya dapat mengembangkan hubungan yang begitu dekat dengan para perawat, itu membuat saya bertanya-tanya mengapa perawat tidak diberi wewenang lebih lanjut untuk membuat keputusan medis dengan pasien karena mereka memiliki pengetahuan holistik tentang pasien dan juga berbagi dengan pasien.9

Menurut ANA (American Nurse assosiation, 2014 ) Hubungan antara perawat dan dokter penting dalam meningkatkan kwalitas pelayanan kesehatan, hubungan antara perawat dan dokter selama menjalankan proses terapi dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: Persepsi dokter dalam memahami profesi perawat Kebijakan institusi tempat pelayanan kesehatan dan Karakter individu masing-masing profesi (american Nurse Assosiation ) Arti penting hubungan antara dokter dan perawat tidak hanya untuk meningkatkan pelayan kepada pasien tetapi juga berfungsi untuk melindungi hak, wewenang, dan tanggung jawab dari perawat dan dokter. Hubungan Kolaborasi Perawat - Dokter. ANA (American Nurse assosiation) Kolaborasi sebagai hubungan timbal balik dimana (pemberi layanan) memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka bidang perspektif mereka. AMA (American Medical Assosiation) Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang bekontribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat. Sifat interkasi antara perawat-dokter menentukan kwalitas praktik kolaborasi.American Nurse Association menjabarkan kolaborasisebagai “Hubungan rekanan sejati”,dimana masing-masing pihak menghargai kekuasaan pihak lain, dengan mengenal dan menerima lingkup kegiatan dan tanggung jawab masing-masing yang terpisah maupun bersama, saling melindungi kepentingan masing- masing dan adanya tujuan bersama yang diketahui kedua pihak.

Kolaborasi dapat disimpulkan menjadi 4 buah indikator Yaitu:

1. Kontrol Kekuasaan Feiger dan Schmitt (1979)
mengukur komunikasi perawat- dokteruntuk menentukan tingkat kontrol kekuasaan melalui 12 kategori proses yaitu  Memberikan informasi, Menanyakan pendapat, Memberikan pendapat, Mengemukakan usul, Memberikan pengarahan/perintah, Pengambilan keputusan, Memberi pendidikan, Memberi dukungan/persetujuan, Menanyakan tidak setuju/tidak sependapat, Orientasi dan Humor
2.  Lingkungan praktik
Lingkungan praktik menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak.

3.  Kepentingan bersama 
Para Teoris ini menjabarkan kepentingan bersama secara operasional menggunakan istilah tingkat ketegasan masing-masing (usaha untuk memuaskan sendiri)dan faktor kerjasama (usaha untuk memuaskan kepentingan pihak lain).

4.  Tujuan Bersama
Tujuan manajemen penyembuhan sifatnya lebih terorientasi kepada pasien dan dapat membantu menentukan bidang tanggung jawab yang erat kaitanya dengan prognosis pasien. Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien.

Kepercayaan adalah konsep umum untuk sebuah kolaborasi, elemen kunci kolaborasi dalam kerjasama tim multidisipliner dapat digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi tim yaitu Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik profesional. Produktivitas maksimal serta efektivitas dan efisiensi sumber daya Peningkatan profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas Meningkatnya kohesifitas antar profesional, Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional, Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami orang lain

Berdasarkan pengalaman saya praktek di rumah sakit, hubungan dokter-perawat masih menimbulkan masih konflik seperti perilaku dokter yang tidak mau menerima masukan pendapa dari perawat tentang pengkajian, tindakan dan masalah yang ada pada pasien, perawat yang selalu mengikuti perintah dokter tanpa mempunyai kewenangan secara mandiri. Sehingga pelayanan tidak prima dan kebanyakan pasien mengalami masa rawat yang cukup lama. Tapi tidak hanya pada dokter perawat susah untuk berkolaborasi karena perawat kurang berpengalaman dalam proses ilmiah dan prosedur. Saya mengerti rumah sakit memiliki banyak pasien sehingga dapat muncul ketegangan karena tekanan, namun demikian, tanggung jawab seorang perawat dan dokter tetap untuk berkomunikasi secara efektif. Jika ada masalah dengan pasien dan keluarga, mereka harus ditangani secara profesional, berkualitas dan menyeluruh. Percakapan antara perawat dan dokter perlu dilakukan terus menerus untuk meningkatkan kerjasama untuk menghargai peran masing-masing.9,10

Di zaman modern revolusi industri 4.0 seperti sekarang, Pasien mengharapkan pelayanan di rumah sakit, puskesmas dan Klinik itu tidak hanya berfokus pada obat untuk penyakitnya tetapi terapi, kenyamanan, kepuasan, dan perawatan yang paripurna dan dilandasi pemahaman dan sifat-sifat kemanusian serta nilai-nilai keagamaan (Religious) dan kemudahan dalam mencari informasi kesehatan berteknologi yang bisa diterapkan di instansi pelayanan, untuk mampu meningkatkan kepuasan, kemudahan dalam kesembuhan pasien. Untuk itu dibutuhkan kerja sama tim yang baik dan multidisiplin untuk  pelayanan pasien yang berkualitas dan bermutu. Perawat dan dokter mampu mengoptimalkan kerja sama dan tahu bagaimana berkomunikasi secara efektif dan relevan satu sama lain dan anggota tim kesehatan lainnya. Model pelayanan paternalistik sudah beralih ke pendekatan berbasis tim, intlektual dan teknolgi .

Menurut saya, pasien yang memiliki multi problem yang dihadapi membutuhkan tim medis yang profesional dibidangnya untuk memberikan pelayanan berkualitas terbaik terhadap pasien. Pelayanan pasien dengan pendekatan berbasis tim multidisipline Approach, terdiri dari beragam kelompok profesional khususnya seperti dokter, perawat, farmasi, analis, gizi, fisioterapi. Pelayanan pasien telah menjadi sangat kompleks karena komorbiditas dengan banyak pasien saat ini. Dan seperti tim manapun, tim kesehatan perlu bekerja sama dengan hormat dan serius. Tim kesehatan perlu saling mendengarkan, berpendapat dengan berkomunikasi dan memecahkan masalah bersama. Setiap anggota tim mendukung, menghargai dan menghormati satu sama lain. Sinergi kolaborasi akan sangat bermanfaat bagi pasien. Pasien adalah bagian terpenting dari tim, dan melalui pendekatan berbasis tim kolaboratif, dan multidisipline approach sehingga pasien  mendapatkan  pelayanan yang berkualitas dari medis.

         Di UMY sendiri sudah menganut pelayanan kesehatan multidisipliner yang di sebut Inter Professional Education(IPE) yang dimana pasien sebagai pusatnya (Patient-centered care). Dasar pelaksanaan IPE yaitu kompleksitas masalah kesehatan(penyakit), penyakit kronis, dan penyakit darurat baru. Anggota dalam IPE sendiri tidak hanya dokter, perawat, pasien tetapi lebih dari itu ada apoteker, Fisioterapi, Bidan, Gizi, Psikolog dan Analis kesehatan. Hal tersebut menandakan betapa pentingnya hubungan kolaboratif tim kesehatan dari berbagai profesi di satu rumah sakit untuk kesembuhan pasien dan kualitas pelayanannya. saya menyakini jika kolaborasi tim tidak baik maka pelayanan tidak akan optimal kepada pasien.



3. a). Dengan melihat kasus tersebut tindakan tepat yang menurut saya adalah memberikan 
perawatan paliatif (palliative care)

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderita dari rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual (World Health Organization (WHO), 2016).

Perawatan paliatif meliputi manajemen nyeri dan gejala; dukungan psikososial, emosional, dukungan spiritual; dan kondisi hidup nyaman dengan perawatan yang tepat, baik dirumah, rumah sakit atau tempat lain sesuai pilihan pasien. Perawatan paliatif dilakukan sejak awal perjalanan penyakit, bersamaan dengan terapi lain dan menggunakan pendekatan timmultidisiplin untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarga mereka (Canadian Cancer Society, 2016).

Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju ke arah kematian.Contohnya seperti penyakit jantung,dan kanker atau penyakit terminal ini dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah give up (menyerah) dan seperti yang di katakan diatas tadi penyakit terminal ini mengarah kearah kematian. (White, 2002)

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa,melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (KEPMENKES RI NOMOR: 812,2007).

Tujuan umum kebijakan palliative sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan paliatif di Indonesia. Sedangkan tujuan khususnya adalah terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku di seluruh Indonesia. Sasaran kebijakan pelayanan paliatif adalah seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga, lingkungan yang memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia. Untuk pelaksana perawatan paliatif : dokter, perawat, tenaga dan paramedis.

Menurut Coyle (2002 ) terpenuhinya kebutuhan spiritual pasien, akan dapatmembantu mereka beradaptasi dan melakukan koping terhadap sakit yang dideritanya. menurut McSherry (1998): dimensi spiritual dapat mengharmonisasi individu dengan alam,mendorong kerja keras, membantu individu mampu menghadapi keadaan stres, emosional, penyakit fisik, dan bahkan kematian. Dan menurut Oswald (2004) spiritualitas dan pemenuhan kebutuhan spiritual merupakan salah satu aspek kunci untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, selain kebutuhan fisik dan psikologis

Aspek yang menarik didalam perawatan paliatif adalah disentuhnya aspek-aspek spritual dan keagamaan. Dimana beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan dramatis dalam agama dan keyakinan spiritual sebagai sumber kekuatan dan dukungan dalam penyakit fisik yang serius, Profesional kesehatan memberikan perawatan medis menyadari pentingnya pasien dalam memenuhi kebutuhan spiritual dan keagamaan. (Woodruff , 2004: 1)16

Agama Islam kami meyakini bahwa Agama adalah penolong dalam kesukaran dimana Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat dan sebagai penebus dosa, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam berbagai aspek, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Allah SWT. Begitupun dengan pasien terminal, pasien terminal dituntut untuk mempunyai sikap ikhlas dan sabar. Hal ini sesuai dengan ajaran agama Islam, bahwa sikap islam,ridho dan sabar merupakan salah satu cara terapi umum pemecahan masalah (rohaniah) individu sesuai dengan yang dianjurkan al-Quran.

Dalam Al-Quran dinyatakan : Surat Al-baqarah 155-157

٢:١٥٥ وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
٢:١٥٦  الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
٢:١٥٧ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Dalam Al - Quran dinyatakan : Surah Al-Isra’ 17 ayat 82 [QS. 17:82]

١٧:٨٢ وَ نُنَزِّلُ مِنَ الۡقُرۡاٰنِ مَا ہُوَ شِفَآءٌ وَّ رَحۡمَۃٌ لِّلۡمُؤۡمِنِیۡنَ ۙ وَ لَا یَزِیۡدُالظّٰلِمِیۡنَ اِلَّا خَسَارً١

“ Dan Kami turunkan dari Alquran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Alquran itu) hanya akan menambah kerugian.”

Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa sikap seseorang mukmin ikhlas dan sabar sangat dibutuhkan oleh pasien penyakit terminal. Untuk menyikapi hal tersebut, maka perlu diperhatikan adanya bimbingan rohaniawan agama Islam secara intensif pada pasien-pasien penyakit terminal, yaitu dengan memberikan bantuan psikologis kepada individu ataupun kelompok terhadap nilai-nilai ajaran Islam yang lebih mengutamakan psikologis atau jiwanya untuk mencapai kebahagiaan di dunia atau akhirat dengan berlandaskan kepada Al- Quran dan Sunah.


Share:

Contuc Us


Clinic Griya Husada Center
Pusat Pendidikan dan Perawatan Spesialis Luka, Stoma dan Inkontinens


Informasi lebih lanjut hubungi kami :

Jika ada pertanyaan atau informasi yang ingin tanyakan jangan ragu untuk menghubungi kami di contac person yang telah disediakan dibaah ini kami viap menjadi parttner konsultasi anda
 

dr. Hermawan Susanto., Sp.PD ( WA : 081234562373 )
Ns Asmat Burhan., S.Kep., RN., ETN ( WA : 085746157782 )
Tohari., AMd.Farm (WA : 082228531332)

Catatan :  
Text Box: Prosedur kerjasama ini sewaktu – waktu dapat berubah mengikuti perkembangan situasi dan kondisi,untuk itu diharapkan dapat mengikuti informasi terbaru di Clinic Griya Husada Center
 









Website                  : www.griyahusadacenter.blogspot.com
Email                     : griyahusadacenterkediri@gmail.com
Tlpn                        : 62085746157782
Adress                    : Jl.Pasar Bandar Ngalim Gang 2 No. 5 Mojoroto Kota Kediri




Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Saya Merupakan Consultand Diabetes, Wound, Ostomy care unit di Clinic Griya Husada Center dan saya juga sebagai berkembang di health research, trainer dan speaker diabetes,wound and stony

RESUME ARTIKEL HOW ARTIFICAL INTELLEGENCE IS CHANGING NURSING ASMAT BURHAN NUR AFNI SHARFINA VINA DWI LEST...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.